Kalau ditanya satu hal yang ingin saya lakukan dan sudah berjanji berkali-kali (sama diri sendiri) adalah mulai rajin menulis. Bukan untuk pamer tentang segala hal yang saya alami ataupun sekedar gaya-gayaan di era digital sekarang, tapi itikad untuk bisa mengeluarkan semua yang mungkin gak bisa diucapkan lewat mulut saya yang bawel ini.
Hidup jauh dari keluarga sudah pernah saya alami dulu waktu kuliah, jadi waktu Juli tahun lalu mulai ditugaskan kantor merantau nun jauh di Balikpapan, saya lebih terbantu dalam cara beradaptasi. Tapi yang paling sulit itu mengusir sepi dan mengayomi kerinduan yang gencar sekali datang di akhir pekan. Mendapatkan teman sangat mudah dengan bersikap baik dan rajin tersenyum, tapi sahabat baik? sulit sekali. Since I’m the newcomer, I’m the one who have to adjust with the rest. And I don’t mind, it’s called compromise. But lately, i really miss my friends back in Jakarta and Bandung, a lot.
Sang pacar menyarankan, “kenapa gak nulis aja?” karena saya gak bisa selalu online dan ngobrol sama mereka semua, mungkin lewat menulis bisa sedikit membantu. Soooooo… here i am, writing this. Tapi kali ini saya gak mau berjanji lagi, karena akan ada saatnya ketika hati ingin berbagi maka jemari ini dengan sendirinya akan lincah menari.